Friday, March 2, 2012

BERKEBUN STRAWBERRY DI DATARAN RENDAH

BERKEBUN STRAWBERRY DI DATARAN RENDAH
DI KOTA LECES PROBOLINGGO JAWA TIMUR




Banyak yang bertanya "Apakah strawberry bisa ditanam di dataran rendah? Biasanya kan hidup di dataran tinggi?. Kalau bisa hidup apakah bisa berbuah? Kalau bisa berbuah, apa buahnya juga besar-besar dan banyak?"
Pertanyaan yang wajar. Karena strawberry memang biasa kita temui 'hanya' di dataran tinggi.
Dan ternyata strawberry bisa tumbuh subur dan berbuah bila ditanam di dataran rendah. Aku sudah berhasil menanam di daerah Leces Kabupaten Probolinggo yang berjarak ± 15 km dari garis pantai. Dari hanya satu pohon menjadi 400 pohon.
Tetapi tentu saja produktifitasnya kalah dibanding jika ditanam di dataran tinggi yang mempunyai kesesuaian iklim dan kondisi untuk tumbuh optimum.
Bagi yang hobi berkebun dan untuk keindahan, menanam strawberry di dataran rendah patut dicoba. Siapapun pasti tertarik dan mungkin ‘ngiler’ melihat untaian buah yang bergantungan memenuhi rumpun tanaman.
Sekali lagi, estetika dan hobi yang lebih ditekankan di sini. Belum skala produksi. Tapi tidak menutup kemungkinan hal itu dilaksanakan. Mengingat strawberry adalah buah yang sangat disukai terutama oleh anak-anak. Walaupun buah yang dihasilkan tidak sebesar dan sebanyak yang ditanam di dataran tinggi tapi tetap saja disuka.
Sejatinya strawberry merupakan tanaman yang mempunyai ketahanan & adaptasi yang cukup luas. Secara umum syarat tumbuh yang baik untuk strawberry adalah :
  • Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.
  • Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya.
  • Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20 derajat C.
  • Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.
Tetapi syarat di atas tidaklah mutlak, nyatanya aku sudah berhasil membudidayakan strawberry di tempatku tinggal yang sebenarnya kondisi lingkungannya kurang memenuhi syarat untuk berbudidaya strawberry.
Leces adalah wilayah kecamatan di Kabupaten Probolinggo dengan ketinggian ± 12 m di atas permukaan laut ( lihat tulisan di stasiun ).
Pertama kali aku mendapatkan bibit dari pemberian seorang teman yang juga tinggal di Leces. Hanya sepohon dengan tiga helai daun. Jadi aku yakin tanaman strawberry ini bakalan bisa tumbuh dan berbuah di Leces. Karena strawberry di rumah temanku juga bisa tumbuh subur dan berbuah.
Dulu aku pernah beli bibit dari Malang, setelah kutanam hanya bertahan beberapa hari terus mati. Perbedaan ketinggian yang signifikan membuat tanaman tidak bisa beradaptasi ( entah kalau misalnya aku beli 10 pohon, mungkin ada yang bisa bertahan hidup ).
Nah dari satu pohon itu sekarang sudah hampir mencapai 400 pohon ( kurang lebih 1.5 tahun ). Dari satu pot gelas bekas wadah air mineral jadi puluhan pot dan polibag. Baik pot kosong maupun pot yang sudah berisi tanaman semacam adenium, pachipodium, sansievera, anthurium, belimbing, srikaya bahkan pot bonsai serut dan santigi tak luput dari kehadiran strawberry disampingnya. Pokoknya ada sedikit ruang pasti aku tanami strawberry.
Sekarang yang sedang aku kembangkan adalah menanam strawberry di polibag besar seukuran sak beras 25 kg. Aku lebih memilih polibag daripada sak beras karena sak beras hanya bisa bertahan beberapa bulan, selanjutnya rapuh dan hancur. Metode yang aku pakai adalah tumpangsari. Dalam satu polibag ada 6 rumpun strawberry yang ditanam agak ke pinggir biar nanti kalau berbuah, buahnya bisa menggantung keluar bibir polibag. Jadi buahnya tidak busuk karena menempel di tanah. Lalu bagian tengah polibag aku tanami cabe, belimbing atau srikaya. Pokoknya rame kalau sudah tumbuh subur semua.
Berikut ini foto-foto tanaman strawberryku ( sayangnya waktu posting tulisan ini sedang tidak musim berbuah, jadi belum ada foto tanaman yang lagi berbuah ) :




Kecepatan tumbuhnya fantastik. 
gambar sebelah kiri  diambil tanggal 09 Pebruari 2012, sebelah kanan tanggal 03 Maret 2012.

  


Numpang di pot adenium arabicum dan adenium cabang seribu
 
Stolon yang menjulur dijadikan bibit



 Hidup rukun bersama cabe










Produksi bibit



tak ada pot, emberpun jadi

Tumpang sari dalam polibag

Hidup bersama Sansievera

     
Yang sudah lebih dulu aku lakukan adalah menanam dengan wadah sak beras 25 kg, tumpangsari dengan cabe, bahkan ada yang campursari. Strawberry, cabe dan labu putih ( labunya sudah beberapa kali panen ). Tetapi sak beras tidak awet. Sering kena air dan panas matahari mempercepat sak jadi rapuh dan akhirnya jebol.

Berikut ini kondisi dan perawatan yang aku lakukan :
1.Beberapa macam media tanam yang aku pakai :
·   Yang memakai sak beras pakai kotoran ayam tanpa campuran ( kotoran ayamnya yang sudah menumpuk lama di kandang, bukan yang baru ).
·    Yang numpang di pot adenium dan pachipodium pakai campuran pasir malang  + kompos ( tapi bikinnya sudah lama, lebih setahun yang lalu ).
·        Yang numpang di pot anthurium pakai campuran akar pakis + pasir malang + kompos.
·        Yang di polibag pakai pupuk kandang dari kotoran sapi.
·        Yang numpang di pot kedondong dan sansievera pakai tanah dari tempat sampah.
Dari bermacam media tanam tersebut, semua dapat tumbuh subur. Hanya masalahnya, penyiraman untuk yang numpang di pot adenium dan pachipodium paling sering kekeringan, maklum pasir malangnya sekitar 80% sedang komposnya 20%.
Kesimpulannya, strawberry bisa tumbuh pada sembarang media tanam. Tetapi untuk mendapatkan pertumbuhan yang bagus harus banyak unsur organiknya ( kompos atau pupuk kandang ).
2.      Sinar matahari.
Strawberry membutuhkan sinar matahari penuh agar bisa tumbuh optimal. Dan aku sudah membuktikan. Strawberry yang aku tanam ‘ngikut’ pot anthurium kurang subur pertumbuhannya. Potnya aku tempatkan dibawah naungan karena anthurium tidak mau kena sinar matahari langsung, daunnya bisa hangus terbakar. Kondisi strawberry tangkai daunnya panjang-panjang tetapi jumlah daun sedikit. Jadi kelihatan kurus atau ramping. Buahnyapun tidak sebanyak yang kena sinar matahari penuh.
Kesimpulannya, strawberry bisa tumbuh dengan pertumbuhan optimal, buahnya banyak pada tempat yang terkena sinar matahari penuh. Pada tempat yang ternaungi, baik naungan paranet, pohon maupun teras pertumbuhannya kurang bagus. Bisa berbuah tetapi tidak banyak.
3.      Penyiraman.
Tanaman strawberry mutlak membutuhkan penyiraman yang teratur. Sehari 2 kali pagi dan sore hari. Bahkan bisa 3 kali kalau matahari bersinar sangat terik. Jika penyiraman telat dilakukan, tanaman akan layu.
Kesimpulannya, strawberry sangat butuh air. Jangan sampai telat menyiram karena akibatnya tanaman bisa layu. Kalau tidak segera disiram bisa menghambat pertumbuhannya ( kalau tumbuhnya stabil tanpa layu, pertumbuhan akar, daun, sulur stolon dan buah juga akan stabil, tetapi kalau sempat layu bahkan sering ya bisa terhambat pertumbuhannya ).
4.      Pemupukan.
Pemupukan yang aku lakukan ada 2 macam, untuk fase pertumbuhan dan fase berbuah. Merk macam-macam karena ada sisa waktu ‘gila’ tanaman hias dulu.

Hasilnya? Tanaman strawberryku tumbuh dengan subur dan mampu berbuah lumayan banyak. Kadang ada yang sebesar telur puyuh. Keluargaku terutama anak-anak sangat menyukainya. Adakalanya saudara, teman dan tamu yang ikut mencicipi asam manisnya buah strawberry hasil kebun sendiri.
Juga yang tidak kalah menariknya adalah banyak yang datang membeli bibit strawberry. Awalnya sih terpaksa ngejualnya karena masih belum banyak, tapi lama-lama kok tambah manis ( karena terima uang ). Akhirnya sekalian menyediakan dan menjual bibitnya. Pembelinya kebanyakan dari orang-orang yang tinggal di perumahan. Untuk hiasan sekalian bisa dimakan buahnya, kata mereka.

Jadi intinya, strawberry bisa tumbuh dengan baik, subur dan berbuah di dataran rendah walaupun buahnya tidak sebesar dan sebanyak dibanding di dataran tinggi.
Tapi kalau bibitnya berasal dari dataran tinggi, perlu adaptasi terlebih dahulu dan resikonya banyak bibit yang mati.
Bagi anda yang tinggal di dataran rendah, lebih baik membeli bibit yang sudah dikembangkan di dataran rendah. Dijamin anda puas berkebun strawberry sambil menikmati eloknya buah yang merah bergelantungan.
Tunggu apa lagi, GO !!!

13 comments:

  1. yang berminat beli bibitnya bisa menghubungi 081 938 443 111 atau 085 336 120 635.
    trims

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. bisa. aku biasa pake JNE, Pandu Logistik, Indo Pasifik, Pos, ESL dll

      Delete
    2. aq daerah bungo ni, bisa gak ya klo aq pesen bibitnya

      Delete
    3. gan pohon strawberry nya masih ada?

      Delete
  3. salam kenal, saya dari kuala lumpur malaysia. Sudah 5 kali mencuba untuk menanam strawberry masih belum berhasil tapi artikel ini memberi saya semangat untuk terus mencuba, mksih

    ReplyDelete
  4. Gan kalau bijinya ada jual gan....saya diluar jawa (kepulauan riau). agak ragu kalau bibit tumbuh dikirim menggunakan expedisi.

    ReplyDelete
  5. keongnya coba diberikan ke peternak bebek atau lele pasti doyan tuh

    ReplyDelete
  6. Bibit tanaman perpohon berapa mas? Kalo bentuk.biji juga berapa mas?

    ReplyDelete
  7. mampir nih, informasinya bermanfaat pak
    kebetulan saya juga ingin menanam di rumah,

    ReplyDelete
  8. keren keren....jadi buahnya paling besar sebesar telur puyuh ya?

    ReplyDelete